Selasa, 14 Juni 2011

Samosir, Keindahan Pulau di tengah Danau




Samosir........ itu lah nama tempat yang saya kunjungi tempat dimana dijadikan salah satu tempat yang sakral dan bersejarah bagi masyarakat Batak khususnya, karena menurut cerita di pulau inilah tepatnya di Gunung Pusuk Buhit  pertama kalinya orang Batak diturunkan dan dikenal dengan sebutan Mula Jadi Nabolon oleh masyarakat Batak. Jadi sangatlah wajar kalau sampai saat ini Pulau Samosir masih dikeramatkan dan serta memiliki cerita sejarah bagi kaum orang batak.
Selain objek wisata bersejarah Pulau Samosir ini pun terkenal dengan keindahan alamnya, Pulau yang berada di tengah-tengah Danau Toba ini menjadi magnet tersendiri bagi para Wisatawan Asing maupun lokal untuk berkunjung kesana. Untuk menuju tempat ini tidaklah terlalu sulit dari kota Medan ataupun dari Siantar bisa menuju Parapat dilanjut ke pelabuhan Aji Bata untuk menaiki kapal Ferry menuju Samosir kurang lebih selama 45 menit, tarifnya pun tidak terlalu mahal hanya Rp.4000/orang dan jika membawa Motor atau disini yang lebih akrab dikenal dengan sebutan Kreta Rp.5000/motor, hampir setiap jam sekali kapal-kapal ini bisa mengantarkan kita ke Pulau ini. Selain jalur perairan untuk menuju tempat ini pun bisa melalui jalur darat yaitu melalui Pangururan yang menjadi tempat dimana Pulau Samosir dan Sumatera berhubungan. Jika ingin bermalam jangan khawatir karena tempat ini sudah menjadi tempat tujuan wisata asing maupun lokal jadi banyak terdapat penginapan yang dapat di sewa dengan harga yang bervariasi.
Perahu yang digunakan untuk mengangkut orang dan motor
Banyak terdapat tempat-tempat wisata menarik yang bisa dikunjungi seperti Museum Raja Batak, Gunung Pusuk Buhit, Danau Sidihoni & Aek Natongan (yang lebih dikenal dengan sebutan Danau di atas Danau), Batu Marhosa, Gua Marlakkop, air Terjun, Tuktuk Siadong, Sumur Tujuh Rasa, Makam Raja Sidabutar dan masih banyak lagi tempat-tempat yang bisa dikunjungi yang tentunya memiliki nilai sejarah dan keindahan panorama alamnya. Namun sayang kesempatan kali ini saya hanya bisa mengunjungi beberapa tempat dikarenakan keterbatasan waktu (sudah dipanggil bos untuk kembali kerja.. hehehe,,,) beberapa tempat yang bisa saya kunjungi Tuktuk, Museum Raja Batak, air terjun (itupun hanya melihat dari kejauhan) dan Makam Raja Sidabutar saja. Ada yang unik jika ingin memasuki kawasan pemakaman Raja Sidabutar yaitu wajib mengenakan kain Ulos khas Batak yang diselempangkan ke bahu (menurut penduduk setempat sih untuk menghormati arwah yang ada dimakam), namun jangan khawatir dipintu makam disediakan kain ulos yang dapat digunakan tanpa dipungut bayaran tetapi memberikan sumbangan seikhlasnya untuk kebersihan makam dan dimasukan ke kotak yang sudah disediakan diareal makam. Disarankan jika ingin berkunjung kesana membawa kendaraan pribadi agar mempermudah untuk berkeliling Pulau Samosir. Berikut beberapa fotonya...

Museum Raja Batak



                                        









Makam Budaya Raja Sidabutar


Membahas dan membicarakan tentang Pulau Samosir baik dari segi wisata sejarah maupun potensi alam yang dimiliki tidak akan pernah merasa puas bila tidak mengunjungi langsung dan merasakan sensasi tempat ini sendiri.... :)

Danau Toba...



Welcome to Lake Toba................... kata-kata ini dengan sangat mudah dijumpai jika kita berkunjung ke Sumatra Utara karena memang tempat ini sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia khususnya bagi orang-orang ”penggila” traveling menjadikan salah satu daftar tempat yang wajib dikunjungi. Danau yang terbesar di Indonesia bahkan terbesar di Asia Tenggara ini merupakan Danau Vulkanik yang terbentuk akibat letusan gunung api berjuta-juta tahun lalu memiliki panjang sekitar 100 kilometer dengan lebar  30 kilometer, setelah letusan gunung api tersebut terbentuklah kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi sebuah Danau yang dikenal dengan sebutan Danau Toba.
Dengan luas Danau yang  mencapai 100 kilometer ini memang membutuhkan waktu yang cukup lama jika ingin mengelilingi Danau ini sekitar 2-3 hari, banyak kegiatan yang dapat dilakukan sesampainya di Danau seluas 100 kilometer ini seperti berkano, bermain perahu bebek, ataupun sekedar memancing dan beberapa kegiatan lainnya. Untuk menuju tempat ini tidaklah sulit selain melalui Parapat bisa juga di tempuh dengan melalui jalur sipiso-piso melalui Brastagi menuju ke Kabanjahe.


Perjalanan saya kali ini berawal dari teman kantor dari pusat yang  sedang berkunjung ke kantor Medan meminta ditemani untuk berkeliling sekedar melepas penat, akhirnya saya dan teman saya menemani ke air terjun sipiso-piso hanya sekitar 4 jam perjalanan dari kota Medan melalui kota Brastagi, disana kami tidak terlalu lama karena cuaca yang kurang bersahabat.  Dengan beralaskan kata  “Mumpung”  ada di sipiso-piso tidak sah rasanya jika tidak berkunjung ke Danau Toba karena jaraknya yang  tidak terlalu jauh, akhirnya kami mengajak teman yang datang jauh-jauh dari Jakarta untuk sekedar menikmati keindahan alam dari Danau yang terkenal seantero jagad itu.. Segelas bandrek susu dari sebuah kedai yang ada di bibir Danau kala itu menemani kami ditengah cuaca yang kurang bersahabat sambil disuguhkan pemandangan alam yang luar biasa indah oleh sang Pencipta. Akhirnya setelah cukup lama kami bersenda gurau, berbagi cerita kamipun kembali menuju kendaraan untuk kembali ke Medan dan melakukan aktivitas seperti sediakala. Dengan perasaan puas dan takjub kami meninggalkan Danau yang terbesar di Asia Tenggara itu.... :)

air terjun sipiso-piso



Sabtu, 11 Juni 2011

Sabang, Kilometer Nol Indonesia




Sabang  kota yang berada di Pulau Weh, yang  terletak di ujung Pulau Sumatra ini menjadi tujuan saya selanjutnya. Saya dan beberapa teman sengaja menghabiskan waktu liburan kali ini untuk mengunjungi Kota yang terkenal dengan “Titik Nol Kilometer Indonesia” dan keindahan panorama alamnya.  Perjalanan saya diawali dari kota medan dengan menaiki bus malam dengan tujuan Banda Aceh, setelah 12 jam perjalanan kami tiba di kota Banda, di lanjut dengan menaiki labi-labi atau di Jakarta di kenal dengan sebutan “angkot” menuju pelabuhan Ule lheue untuk menyebrang ke pelabuhan Balohan kota Sabang. Ada dua pilihan untuk menyebrang ke Pulau Sabang, pertama dengan kapal lambat (Kapal Ferry) perjalanan dapat di tempuh kurang lebih 1,5 – 2 jam jika kondisi laut sedang bagus dan tentunya dengan tarif yang lumayan terjangkau hanya Rp.17.000, dan pilihan kedua menaiki kapal cepat dengan harga yang memang jauh lebih mahal sekitar Rp.60.000 namun waktu tempuhnyapun jauh lebih cepat tidak sampai 1 jam sudah tiba di pelabuhan Balohan kota Sabang. Kami lebih memilih menumpang kapal lambat untuk menghemat ongkos dan tentunya lebih menikmati perjalanan. Hehehe







Setibanya di pelabuhan Balohan satu-satunya pilihan untuk menuju Titik kilometer Nol Indonesia ataupun mengelilingi kota Sabang hanya dengan menyewa mobil (disana dikenal dengan sebutan Taksi) tarif perkepala Rp.50.000 tujuan tugu kilometer nol ataupun Iboih, Rp.25.000 bila ingin ke kotanya dan itu hanya sekali jalan (disarankan membawa kendaraan pribadi biar lebih hemat). Terdapat banyak pilihan penginapan bagi wisatawan yang berkunjung ke Sabang salah satunya adalah Iboih, tempat ini menawarkan pemandangan yang sangat indah karena lokasinya berada tepat di bibir pantai dan berseberangan dengan Pulau Rubiah, Pulau yang menjadi tujuan wisatawan untuk sekedar berkeliling, melakukan snorkling ataupun diving karena memiliki keindahan bawah laut yang tidak kalah dengan tempat-tempat lain di Indonesia ataupun di Luar. Dari Iboih ini tidak terlalu jauh bila ingin ke Tugu Kilometer Nol Indonesia hanya berjarak sekitar 8 km saja, namun tempat ini jauh dari kota jadi tidak banyak pilihan untuk mencari tempat makan ataupun sekedar berkeliling. 




Selain Iboih ada Gapang sebagai pilihan lain untuk menginap yang letaknya tidak jauh dari Iboih dan Penginapan Fredy yang letaknya dekat dengan kota. Semua tempat ini menawarkan pemandangan yang indah dengan tarif penginapan yang berbeda-beda juga tentunya.




Tidak sah memang rasanya bila berkunjung ke Sabang tanpa mampir ke Kilometer Nol Indonesia. Karena tempat ini merupakan magnet  untuk menarik pengunjung untuk berkunjung ke Sabang, walaupun hanya ditandai dengan didirikannya monumen atau tugu untuk menandai dimulainya perhitungan jarak dan luas teritorial Negara Indonesia, tapi lokasi ini dijadikan daftar kunjungan pertama yang wajib di kunjungi bila hendak ke Pulau Weh. Secara geografis tempat ini terletak diantara 05° 54’ 21.42”  lintang utara dan 95° 13’ 00.50” bujur Timur di ujung paling Barat wilayah Indonesia.

Monumen Kilometer Nol Indonesia



Selain Tugu Kilometer Nol Indonesia, Pulau Rubiah dan tempat lainnya ada beberapa monumen yang bisa di kunjungi diantaranya meriam peninggalan Portugis dan Tugu yang ada di sekitar Sabang Fair, selain itu ada Tugu Kembar menurut cerita Tugu ini juga dapat di jumpai di daerah Merauke makanya dikatakan sebagai Tugu Kembar.




 Tugu di Sabang Fair

Tugu Kembar

Sabang merupakan salah satu tujuan wisata di Indonesia yang wajib di kunjungi.......... :)