Selasa, 13 November 2012

Desa Sawarna



Siapa bilang pantai indah nan cantik yang dihiasi oleh panorama alam yang eksotis cuma ada di negeri impian. Tempat-tempat seperti ini banyak terdapat di Indonesia salah satu contohnya yang terdapat di Desa Sawarna, desa yang terletak kecamatan bayah, Lebak Banten.

Pintu masuk Desa Sawarna

 






Seperti biasanya trip kali ini merupakan trip dadakan yang saya lakukan, dengan “merekrut” dan sedikit “meracuni” beberapa teman untuk ikut diperjalanan saya kali ini. Dan akhirnya yang bergabung ditrip kali ini hanya 4 orang tapi dengan langkah pasti kami tetap berangkat dan sepakat untuk berkumpul di terminal Kp.Rambutan hari sabtu pagi, dengan “pede”nya menunggu bus jurusan Pelabuhan Ratu, setelah menunggu lama bus yang kami tunggu-tunggu tak kunjung datang setelah nanya ke petugas terminal ternyata tidak ada bus yang langsung ke Pelabuhan Ratu dari Kp.Rambutan harus ke Bogor dulu kata petugasnya.. # hmmmm apes yang pertama

Tak menunggu lama kamipun segera ambil langkah seribu bergerak menuju terminal Baranangsiang, Bogor dan mencari bus yang menuju Pelabuhan Ratu, MGI menjadii pilihan kami dengan ongkos 35.000 perjalananpun dimulai dengan ditemani tembang-tembang sesundaan dari pengamen jalanan sekitar, berisik sih tapi lumayan bisa sedikit menghibur ditengah jalanan yang macet. Setelah kurang lebih 5 jam kami tiba di terminal Pelabuhan Ratu dan dari sini masih harus menyambung elf ke bayah selama 2 jam perjalanan dengan ongkos 25.000 setelah sampai bayah sang supir menawari untuk mengantar ke Desa Sawarna dengan nambah ongkos 15.000 lagi tanpa mikir panjang karena sudah cape dan merasa tua dijalan “deal bang” anter sampai jembatan gantung. Setelah sampai, wooow menakjubkan deretan mobil dan bus sudah banyak terparkir di pintu masuk desa tak sesuai yang saya bayangkan.









Sesampainya di jembatan gantung kami bergegas mencari penginapan setelah mondar-mandir, nanya-nanya akhirnya kami dapat juga penginapan di home stay widi. Awalnya sang pemilik menawarkan 100.000 /orang sudah termasuk penginapan dan makan 2x, tapi karena kami backpackeran dengan budget yang pas-pasan teman saya coba melakukan negosiasi dengan memasang muka melas  # hahhaa, setelah negosiasi yang cukup alot akhirnya deal diharga 50.000 tanpa makan. #lumayan bisa ngirit.. hehhe

Jembatan gantung







Semua rasa capek terbayarkan setelah berkeliling di Desa Sawarna ini, sejauh mata memandang terlihat hamparan sawah, menikmati pasir putih Pantai Sawarna, Tanjung Layar. Sunggu eksotis, pemandangan yang ga bisa ditemuin di Jakarta. Puas poto-poto waktunya balik ke penginapan buat istirahat tp memang tampang melas ini lagi-lagi menolong kami, yang awalnya 50.000 “ga pake makan” kita ditawarin makan sama ibu widi dengan cuma-cuma alias gratis... alhamdulillah lumayan bisa hemat biaya.. hehehe ... Udah bersih-bersih perut pun sudah terisi waktunya istirahat buat ngelanjutin trip esok harinya.. Zzzzz

Tanjung Layar
 





Pantai Sawarna
 






Kukuruyuukk.... matahari sudah muncul waktunya melanjutkan trip ke Gua Lalay dengan berjalan kaki sekitar 2 km lumayan berasa #sebenernya sih bisa naik ojek tapi lagi-lagi karena budgetnya terbatas ogut memilih untuk jalan kaki.. :D  ga sia-sia jalan jauh semua terbayarkan dengan keindahan stalaktit dan stalakmit didalam Gua, sungguh goresan alam yang luar biasa... sudah puas menelusuri Gua Lalay kami bergegas kepenginapan untuk bersiap-siap pulang ke Jakarta tapi lagi-lagi emang rezeki ga kemana sebelum pulang bu widi nawarin makan siang secara cuma-cuma.. lumayan bisa hemat lagi.. :D

Gua Lalay













Setelah pamitan kamipun pulang dengan menumpang ojek dr penginapan seharga 25.000 ke simpang ciawi, si taufik dan sepupuhnya memilih untuk menaiki 1 ojek dengan harapan bisa menghemat ongkos tapi apesnya ternyata mereka tetep bayarnya “perkepala”. Hahah mending naek ojeknya satu-satu karena perjalanan dari penginapan ke simpang ciawi cukup jauh ditambah kondisi jalannya kurang bersahabat lumayan buat pantat sakit.. #ketawa ngakak niat untung jadi buntung.. :D

Keapesan ketiga ternyata mobil elf dari Bayah ke Pelabuhan Ratu udah ga ada karena sudah kesorean... hadeehhh terpaksa sambil jalan nyari tumpangan, dengan ketawa-tawa perjalanan kami nikmati sambil mengingat kata-kata “perkepala” dan nunggu omprengan, akhirnya ada juga truk kosong yang mau kami tumpangi sampe Pelabuhan Ratu. #lagi-lagi lumayan hemat ongkos. Hehhe

Tumpangan gratis :D

Keapesan belum selesai sampai disana masih ada lagi keapesan keempat, sampai di Pelabuhan Ratu bis MGI jurusan Bogor udah penuh dan ga ada lagi, dengan terpaksa kami naik MGI jurusan Sukabumi. Berharap itu keapesan terakhir yang kami alami selama trip ini tapi ternyata masih ada lagi, hadehhhh bis jurusan Sukabumi – Kp. Rambutan juga udah ga ada karena kemaleman nyampe di Sukabuminya.. hmmm mulai pasrah pada nasib L untungnya masih ada bis jurusan Lebak Bulus dan mau ga mau suka ga suka kamipun naik bis itu, hahaha masih ada secerca harapan untuk kembali kerumah. Dan trip kali ini ditutup dengan canda tawa, senda gurau karena masih teringat kata-kata “Perkepala”.. hahaha see u next trip guys..... J




1 komentar:

  1. whats the story behind that left from your journey I'd love to get a much info and next gonna to this place as my destination soon

    BalasHapus